Thursday, March 20, 2014

Gejala Over Nationalism..

Pertanyaan mendasar dari tulisan saya kali ini adalah Over Nationalism, is it good? my answer: I don't think so..

Nasionalisme dapat diartikan sebagai suatu sikap atau paham yang lebih bertujuan kepada menimbulkan identitas bersama yang kuat, yang karena scope-nya adalah nation, maka hal tersebut lebih merujuk kepada tujuan akhir menciptakan dan mempertahankan kedaulatan negara.

Nasionalisme itu sebenarnya baik, apalagi jika hal tersebut bertujuan untuk menggerakkan pembangunan nasional, dimana warga/masyarakat dapat dengan mudah digerakkan hanya dengan semangat nasionalis ini. Tetapi pertanyaannya kemudian adalah, apabila dilakukan secara berlebihan (over), apakah masih bisa dikatakan sebagai baik?

Contohnya adalah penolakan mati-matian terhadap adanya orang asing di negara sendiri. Berpikir bahwa orang asing tersebut akan memanfaatkan kita dan mengambil keuntungan dari kita. Memang perasaan itu boleh-boleh saja sebagai cara kita untuk waspada, tetapi seharusnya tidak ditunjukkan secara terbuka, secara terang-terangan melalui ekspresi maupun bentuk-bentuk lainnya.

Keberadaan orang asing di negara kita sudah tidak dapat dihindari lagi. Alasan klasiknya adalah hal tersebut karena munculnya perkembangan teknologi, komunikasi dan transportasi. Namun terkadang saya berfikir, bagaimana jika gejala moving/migrasi ini, baik secara legal maupun ilegal, merupakan salah satu cara alam atau bahkan manusia men-shaping dunia itu sendiri. Ingatkah kita bahwa dulu manusia tanpa adanya sekat-sekat negara melakukan perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya? Mungkin saja hal tersebut sekarang ini merupakan arus perpindahan kedua yang tidak kita sadari. Tetapi karena sekarang sudah ada sekat-sekat negara, makanya kemudian seseorang dianggap legal atau tidak legal berpindahnya.

Hal lainnya adalah, masih terkait dengan judul di atas, pada kasus penolakan kita terhadap orang asing, mengapa kita jika berfikir mereka ingin memanfaatkan kita ataupun mencari keuntungan dari kita, tidak kita manfaatkan kembali, kita cari keuntungan kembali? justru itu lebih win-win solution. Toh perpindahan ini tidak dapat dihindari karena merupakan suatu peristiwa yang alami dalam dunia men-shaping dirinya sendiri. Hanya saja kemudian, apakah kita siap? ya harus siap mau tidak mau. Masih banyak orang yang susah cari makan di negeri sendiri. Mengapa tidak meningkatkan diri? ada banyak cara meningkatkan diri. Saya pernah lihat orang-orang dengan keterbatasan diri tetapi mampu berhasil. Tetapi kenapa kita terlalu malas untuk berbuat yang sama? atau sekedar  mencari tahu hal yang sama? itu pertanyaan untuk kita sendiri. Hal-hal ini kemudian justru disalahartikan, orang-orang yang tidak berdaya menggunakan dalih nasionalisme, bahkan orang yang terlalu dekat dengan asing dianggap tidak nasionalis. Dalam hal ini terjadilah kemudian gejala over nationalism yang saya maksud. Gejala yang bermula dari ketidakmampuan diri.

Jepang, negeri yang awalnya introvert terhadap dunia luar kemudian membuka diri, dan apa jadinya setelah itu, mereka menjadi negara maju. China, negara dengan perekonomian dan politik sentralistik pada tahun 70an, berani membuka diri dengan mengadopsi sistem pasar. Hasilnya adalah China sebagai negara maju dan kekuatan ekonomi dunia.

Sekarang kita harus menyerap pengetahuan mereka,karena suatu saat kita yang akan menguasai mereka..jangan jadi bangsa lemah..perdagangan bebas China-Indonesia, jangan takut, anggap sebagai tantangan! Komunitas ASEAN 2015, jangan takut, anggap sebagai tantangan!APEC 2020, jangan takut, anggap sebagai tantangan! ambil ilmu, persiapkan diri, dan kuasai.


-fikiran abstrak-