Friday, December 17, 2010

Behind the scene..

Tulisan ini dibuat setelah saya tertarik dengan salah satu buku di perpus pusat UI dengan judul "The Real Peace" karya Richard Nixon, seorang mantan Presiden Amerika Serikat ke-37..Buku ini terbilang cukup menarik, karena beliau membahas suatu isu perdamaian yang dikatakan tidak akan pernah ada dengan bahasa beliau yang santai, tanpa ada unsur kata-kata akademis yang sangat sulit..Walaupun demikian, ketertarikan saya ini juga tidak terlepas dari keingintahuan saya akan pemikiran seseorang yang merupakan satu-satunya Presiden yang mengundurkan diri dari jabatannya akibat terbongkarnya skandal "watergate" yang terkenal pada saatnya..Selain itu,dibuatnya film berjudul "frost-nixon" yang bercerita mengenai wawancara eksklusif seorang wartawan Australia, Robert Frost dengan Richard Nixon yang menjadi legenda..

Kata-kata yang menarik perhatian saya dalam buku ini adalah, "perdamaian yang real atau nyata itu tidak akan pernah ada"..hanya ada dua kondisi kita akan mendapatkan hal tersebut, yaitu saat berada di makam (grave), dan saat berada di suatu tulisan kertas(paper).

Sangat aneh memang pernyataan tersebut terlontar oleh seorang mantan Presiden Amerika Serikat, namun sangat masuk akal..Menurut beliau, hal tersebut karena kita tidak akan pernah bisa untuk menghapus konflik..yang ada adalah bagaimana kita hidup dengan konflik itu sendiri..kita tidak pernah akan bisa menghapus senjata nuklir yang kelak akan membawa ke dalam perang nuklir apabila digunakan, melainkan bagaimana kita seharusnya bisa hidup bersama kondisi tersebut..hidup bersama nuklir..itulah kondisi perdamaian yang sesungguhnya..

Sudah nature-nya manusialah sehingga kita tidak bisa menciptakan perdamaian itu..manusia selalu bersifat tidak puas, selalu mau unggul dari yang lainnya..jika meminjam salah satu kata dalam ilmu negara yang saya pelajari dulu, manusia itu sama halnya seperti "serigala lapar"..

Hal senada ini juga pernah disampaikan oleh salah satu praktisi anti korupsi dari India sewaktu penyampaian makalahnya di depan mahasiswa FHUI, bahwa manusia itu sifatnya serakah..selama nature manusia seperti itu, maka korupsi akan tetap ada..kesimpulannya korupsi tidak dapat dihilangkan dari muka bumi..apalagi Indonesia.

Terkait dengan hal itu semua di atas, ada penuturan politik Nixon yang lumayan menggelitik saya..bahwa apa yang tampak berhubungan baik secara internasional, belum tentu kenyataannya seperti itu..Hubungan internasional tidak bisa didefinisikan dengan hanya senyuman, saling toast minuman, saling berjabat tangan antar pemimpin negara, dan melambai-lambai ke kamera..semua itu hanyalah kamuflase yang akan salah ditafsirkan oleh semua orang..hubungan internasional yang sebenarnya muncul begitu semua itu tiada..saat pertemuan hanya antar dua kepala negara tanpa peliputan, itulah yang sebenarnya..semua senyum, jabat tangan hangat, akan hilang pada saat pertemuan tersebut, yang berubah menjadi hubungan antara "pelaku-korban"..syukur-syukur dalam keadaan imbang..perlu diingatkan lagi oleh beliau, bahwa suatu negara tidak akan pernah mau berhubungan dengan negara lain, datang, dan beramah tamah, apabila tidak membawa kepentingan nasionalnya..itu dia, memang sudah nature-nya begitu..dan kali ini dimainkan oleh suatu entitas yang paling tinggi, yaitu negara..

Hal ini langsung dapat saya pahami, karena selama ini memang ada hal-hal yang aneh menurut saya..banyak hal yang tidak diketahui oleh orang..terlalu banyak rahasia..

Contohnya adalah kasus Namru, yang pada waktu lampau mendapat penolakan dari berbagai kalangan karena disinyalir membawa kabur sample virus yang didapat di Indonesia dan kemudian menjual anti nya dengan harga mahal..selain itu ada dugaan mereka mengadakan praktek mata-mata..cukup beralasan karena personil medis yang terdapat di namru merupakan perwira militer Amerika Serikat..dan mempunyai paspor diplomatik, yang artinya kebal atas hukum nasional kita..mengapa kasus ini saya bahas? karena, dibalik penolakan, dan pernyataan pemerintah yang katanya telah menutup akses bagi mereka, ternyata hal ini di masukkan dalam point pembicaraan kebijakan Amerika-Indonesia mengenai perpanjangan izin operasi..yang mana saya baca dalam kawat rahasia di Kementerian Luar Negeri RI. Pembicaraan ini dimatangkan di tingkat senior staff, yang kemudian akan tinggal ditandatangani oleh menteri atau juga presiden..sejalan dengan waktu, saya tidak tahu kelanjutannya karena kekurangan data..

Contoh lainnya adalah bocornya kawat rahasia Amerika melalui Wikileaks..menurut saya memang ada benarnya..dan bukan rekayasa pihak barat..hal ini karena memang seperti itulah dunia diplomatik, manis di depan, belum tentu manis di belakang..seperti kasus rencana kedatangan obama ke Indonesia, kita mungkin mempercayai bahwa obama batal datang karena ada situasi mendesak, yaitu teluk meksiko, dan juga program health care..itu mungkin juga menjadi alasan, tapi mungkin hanya sedikit..dalam bocoran baru-baru ini ternyata batalnya kedatangan Obama akibat belum diperbolehkannya Obama datang oleh Indonesia sebelum mencabut larangan terhadap kopassus..Amerika memang memberikan larangan pelatihan bagi kopassus akibat isu pelanggaran HAM dimasa lalu..dan menurut Indonesia hal tersebut bisa mempengaruhi niat baik Amerika, khususnya dalam hal pemberantasan terorisme..Setelah hal tersebut dicabut, sekitar bula Juli kedutaan Amerika memberikan pengumuman bahwa perlu untuk meningkatkan kerjasama lagi dengan kopassus..dan setelah itu maka Obama pun berhasil kembali ke Indonesia..dan pastinya dengan membawa agenda tersendiri..untuk itulah saya agak sedikit kecewa saat tidak mendapat undangan pidato beliau..karena menurut saya itu penting, saya sangat suka menganalisa..banyak hal-hal yang tidak tertangkap kamera TV atau photo media massa yang bisa kita analisa, karakter, serta apa yang melatarbelakangi hal yang dia lakukan di Indonesia..

Jikalau memang semua nature tersebut bisa kita hilangkan, dan diikuti dengan sikap mementingkan seluruh ummat manusia, maka perdamaian akan cepat terlaksana..jika tidak, tinggal menunggu kata Nixon, selamat bertemu di dunia yang telah tiada.


Akbarecht